E-Commerce, Pilar Utama Indonesia Menuju Pusat Ekonomi Digital Asia Tenggara

Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dirasakan hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan internet, masuk ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Siapa sangka, internet yang pada awalnya dirancang untuk keperluan militer kini berkembang dan memiliki banyak sekali manfaat di segala aspek kehidupan. Teknologi internet berkembang dan memberikan ruang yang dinamakan dengan ruang maya atau cyber-space. Layaknya pasar yang mempertemukan antara penjual dan pembeli, cyber-space merupakan tempat dimana orang dapat berkomunikasi dan melakukan aktivitas ekonomi/bisnis. Melihat perkembangan yang nyata tersebut, maka dirasa penting untuk menerapkan teknologi informasi pada bidang ekonomi.

KEBIJAKAN PEMERINTAH

Selaras dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2020 dengan menargetkan transaksi online bisa mencapai US$ 130 miliar. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah Jokowi mendirikan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Selain itu, pemerintah tengah menyiapkan berbagai peraturan pelaksana untuk mendukung paket kebijakan tersebut yaitu dengan merilis paket ke-14 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Roadmap e-commerce).
Langkah awal yang diambil oleh pemerintah yaitu mengatur pendanaan bagi pelaku bisnis e-commerce. Salah satunya peraturan untuk memudahkan pelaku usaha mencari pendanaan. Jumlah pendanaan startup di Indonesia terus meningkat. Kenaikan dua hingga tiga kali lipat dialami pada setiap triwulannya. Hingga kuartal II 2016 tercatat investasi di Tanah Air mencapai Rp 2,09 triliun. Meski jumlah pendanaan terus meningkat, jumlah kesepakan investasi sempat mengalami penurunan pada triwulan III 2015. Namun kembali merangkak dan terus naik pada tiga kuartal berikutnya.


PEMUDA TANGKAP SETIAP KESEMPATAN YANG ADA

Jumlah konsumen online di Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan data statistik pada 2016, riset dari eMarketer memperkirakan orang yang berbelanja melalui internet mencapai 8,6 juta. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,9 juta orang. Didukung dengan penetrasi pengguna internet yang terus tumbuh. Saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta dan transaksi e-commerce diperkirakan mencapai US$ 20 miliar pada 2016.  Selain itu, penggunaannya yang mudah serta efisien membuat masyarakat berantusias menggunakan internet untuk mendukung kehidupan sehari-hari.
Selain itu transaksi perdagangan digital Indonesia tumbuh dengan pesat. Data eMarketer menunjukkan bahwa transaksi e-commerce Indonesia mencapai Rp 25,1 triliun pada 2014 dan akan naik menjadi Rp 69,8 triliun pada 2016, dengan kurs rupiah Rp 13.200 per dolar Amerika. Demikian pula pada 2018, nilai perdagangan digital Indonesia akan terus naik menjadi Rp 144,1 triliun.
Kesempatan ini dilihat jeli oleh pemuda-pemuda Indonesia untuk mengepakkan bisnisnya di bidang e-commerce. Ide-ide yang segar, kreatif, inovatif dan tentunya menjadi solusi bagi pemecah masalah menjadi modal mereka untuk memulai bisnisnya.
Berikut beberapa anak muda yang sukses terjun di dunia e-commerce :


1.    Nadiem Makarim, Pendiri Gojek









PT Gojek Indonesia didirikan tahun 2011, merupakan ojek online berbasis aplikasi.     Kretaivitas dan Inovasi terus dilahirkan. Salah satunya yaitu diluncurkannya Go Food. Hebatnya, berdasarkan data statistik, Rilis CB Insight per Agustus 2016 juga menyebutkan Go-Jek berada di posisi kedua sebagai startup dengan pembiayaan terbesar. Startup unicorn asal Indonesia ini mendapat kucuran dana sebesar US$ 550 juta dari DST Global, Formation Group, dan KKR.                                                                                       sumber : http://databoks.co.id/


2.    William Tanuwijaya, Pendiri Tokopedia.
Tokopedia merupakan salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Dikutip dari Statistik Indonesia, berdasarkan riset dari Jobplanet, Tokopedia menduduki peringkat ke-3 dengan pelayanan terbaik terhadap karyawan Indonesia sepanjang 2016 dengan skor 4,19. Dalam riset ini, Jobplanet mengukur tingkat kepuasan karyawan dari skala 1 hingga 5, di mana 1 mewakili penilaian sangat tidak puas, 2 tidak puas, 3 cukup puas, 4 puas, dan 5 sangat puas. Perusahaan terbaik yang terpilih, merupakan perusahaan yang mendapatkan penilaian tertinggi dari para karyawannya, yakni perusahaan dengan tingkat kepuasan karyawan di atas 3,5.

3. Diajeng Lestari, Pendiri Hijup.com
Melihat potensi yang ada, wanita cantik ini memutuskan memulai membangun usahanya. Dia membuka Hijup.com di tahun 2011. Startup ini bergerak di bidang fashion wanita muslim. berdasarkan Statistik Indonesia, produk fashion  menjadi primadona. Rilis dari Nielsen Indonesia mencatat penjualan produk ini mencapai 68 persen dari total perdagangan. Tentu ini menjadi peluang yang sangat bagus untuk mengepakkan sayap di dunia startup fashion.


                                                                                          Sumber : http://databoks.co.id/
                                                                                                                                                                     
 4. Imam Usman, Pendiri Ruang Guru
Berbekal dari minat dan perhatiannya terhadap kegiatan sosial khususnya di bidang pendidikan Iman akhirnya membangun Ruang Guru. Ruang Guru adalah sebuah situs yang menjadi jembatan di bidang teknologi pendidikan. Situs ini juga menyediakan solusi untuk orang tua yang ingin mencari guru privat untuk buah hati.



Melihat begitu pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia disertai antusiasnya masyarakat, tentu hal ini akan mendukung kemajuan perekonomian. Banyaknya Sumber Daya Manusia di tanah air bisa menjadi modal bagi Indonesia untuk membangun kekuatan ekonomi digital. Kesadaran masyarakat mengenai penggunaan internet menjadi faktor pendukung perekonomian digital di Indonesia. Dukungan dan kerjasama berbagai pihak tentu akan mempercepat akselerasi Indonesia menjadi pemimpin Ekonomi Digital di Asia Tenggara, Di sisi lain, ilmu pengetahuan, infrastruktur termasuk akses yang terjangkau bagi masyarakat dengan kecepatan yang memadai tentu revolusi ekonomi digital di Indonesia akan semakin cepat tercapai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelajaran dari Berwirausaha Sambil Bersedekah

Si Legit dari Kota Hujan